Entri yang Diunggulkan

Makalah jumlah uang beredar

Tugas            : Makalah Mata Kuliah : Ekonomi moneter I Jumlah uang beredar Oleh                                    ...

Selasa, 23 Januari 2018

Penunjuk Dunia



Penunjuk Dunia

            Pada dasarnya kita semua mengetahui bahwa manusia lahir dengan keterbatasan yang membuat manusia tak bisa hidup sendiri, ia membutukan orang lain demi kelangsungan hidupnya. “Evolusi manusi pada dasarnya berawa dari sisi hewani ke sisi manusiawi” ( Murthada Muthahhari ; Manusia dan alam semesta).

            Sisi hewani sendiri merupakan sarang  dari berkembangnya sisi manusiawi itu, dan kita semua pernah terjebak dalam keadaan tersebut. Semua manusia pernah merasakan sebuah keterpurukan yang dikarenakan keterbatasan dalam semua aspek kehidupan (Murthada Muthahhari; Manusia dan alam semesta).

 Kemudian seiring berjalannya waktu berkat gerakan evolusioner yang mendasar pada diri kita, dengan cinta dan kasih sayang mampu membawa kita keluar dari keterpurukan itu sehingga derajat manusia bisa lebih tinggi dari derajat hewan yakni mempunyai pengetahuan yang terus bekembang seiring berjalannya waktu, berbeda dengan hewan yang memiliki pengetahuan yang terbatas dan tidak berubah-ubah atau berkembang seiring berjalannya waktu

            Dewasa ini, kita sebagai mahluk yang sempurnah dari mahluk hidup lain yang ada di muka bumi ini sering melupakan jati diri kita sebagai mahluk sosial yang dikarenakan terkonstruksi oleh maraknya peradaban dan modernitas , salah satu akibat dari peradaban dan modernitas kita sebagai manusia merupakan status kita sebagai kaum humanistis dan sering menjadi kaum yang berjiwa asimilasi, “Asimilasi adalah tindakan seorang individu yang dengan sengaja atau tidak mulai menirukan sikap orang lain, kita juga sering terasingkan dengan lingkungan kita dikarenakan terlena dengan alat-alat atau barag-barang hasil dari modernitas itu sendiri” ( Ali syariati; Idiologi kaum intelektual).

            Tanpa di sadari perkembangan zaman dan teknologi mampu membuat manusia itu buta akan sejarahnya  yakni dari mana ia berasal dan dengan kasih sayang seperti apa dia dibesarkan, semua itu hilang terbawa arus peradaban dan modernitas. Peradaban dan modernitas mampu membuat jarak antara manusia yang terhimpun dalam satu kelompok yang dikarenakan perkembangan teknologi yang semakin canggih.

            Salah satu contoh dari dampak peradaban dan modernitas adalah dapat merobohkan dinding kasih sayang, dimana dalam satu keluarga kaka dan adik yang berasal dari rahim yang sama dan menjalankan kehidupan pada tempat yang sama pula. Namun, walaupun demikian, terdapat perbedaan di karenakan peradaban dan modernitas yang salah satunya ialah pola hidup, dimana ketika kaka dari dua bersaudara tersebut, memiliki pola hidup yang mewah dan keinginan yang berlebihan, sehingga orang tua dari dua bersaudara ini, dengan terpaksa harus memenuhi keinginan itu, Yang mengakibatkan kecemburuan dari adik dari dua bersaudara ini, sehingga meruntuhkan dan merobohkan dinding-dinding kasih sayang dan membuat jalinan komunikasi tidak berjalan dengan baik dan tidak Sesuai dengan bahtera kehidupan kekeluargaan yang di impi-impikan oleh orang banyak.

            Hal ini membuat kita yang berada pada zaman sekarang yang penuh dengan peradaban dan modernitas, harus mampu menyesuaikan dan mengendalikan diri kita,agar tidak terlena dan terbawa arus peradaban dan modernitas yang akan menghilangkan kasih sayang yang ada pada diri kita.

            Berbicara tentang kasih sayang, ada sebuah realita yang terjadi di kampung halaman saya, ada seorang anak balita yang terbangun dari tidur panjangnya kemudian ia melihat seorang wanita yang berdiri tegar tepat di depannya dengan senyuman yang penuh dengan kebahagiaan. Namun sayangnya anak itu tidak mengetahui siapa wanita itu.

            Anak itu  di rawat dan di jaga oleh wanita tersebut dengan sepenuh hati, hari demi hari di habiskan hannya untuk menjaga anak tersebut, hal ini menggambarkan sosok wanita yang sangat berpengaruh dalam perkembangan sejarah islam, yang di tuliskan oleh (Ali syariati; dalam bukunya yang berjudul Fatimah adalah Fatimah) Dimana ada sosok wanita yang bernama Fatimah, ia mampu memperjuangkan hidup anak-anaknya, walaupun dengan tantangan dan ujian yang begitu berat dimana ia hidup dengan kesendirian di suatu tempat yang dinamakan “Rumah kesedihan”.

            Setahun kemudian anak yang di rawat  wanita itu di beri pengetahuan ( A I  U E O ) kemudian anak itu mampu menyebutkan kata IBU, namun ia tidak  tahu IBU itu apa ? Dan bagaimana wujud dan bentuk IBU itu?. Sungguh besar kasih sayang wanita itu terhadap anak tersebut. Sehinga ia pantas di sebut pahlawan yang tak terlupakan.

            Dari cerita diatas kita dapat mengambil kesimpulan bahwasanya wanita ialah sosok penghidupan, yang dimana wanita sangat berperan penting, dalam kelangsungan hidup seorang manusia.namun akhir akhir ini, banyak stigma-stigma yang di keluarka, bahwa wanita adalah sosok yang penuh dengan kelemahan.stigma seperti ini menandakan bahwa orang-orang yang mengeluarkan stigma tersebut telah melupakan suatu kejadian nyata, yang dimana mereka pernah mengalaminya, dan bahkan orang-orang yang ada di muka bumi ini semuanya mengalami hal itu.

            Kejadian tersebut adalah dimana sosok wanita yang melahirkan, merawat dan kemudian memberi pengetahuan dengan penuh kasih sayang, terhadap anak yang telah ia perjuangkan dengan penuh pengorbanan selama Sembilan bulan. Sampai anak itu mampu mengenal dunia yang kita miliki untuk sementara waktu ini. Siapakah wanita itu ?
           
            Setelah sekian lamanya, anak yang di ceritakan pada paragraf sebelumnya, akhirnya dapat mengetahui makna  dari kata IBU yang sebenarnya.

            IBU adalah wanita tangguh dan memiliki sejuta kasih sayang yang tak pernah pudar, serta merupakan guru pertama. Dari sekian banyaknya guru yang pernah mengajari kita. Pengetahuan yang kita dapatkan dari sosok ibu merupakan  suatu pengetahua yang pada dasarnya kita tidak dapat di bangku pendidikan,yang telah kita lewati selama ini. Hal ini membuktikan bahwa IBU bukanlah sosok yang lemah. Karna IBU mempunyai peran penting dalam tatanan keluarga. Bayangkan teman-teman! seandainya IBU tidak ada di dunia ini, kita tidak dapat melihat dunia ini, mengetahui dunia ini, kita tidak dapat menghirup udara segar ini, tidak dapat melihat bunga-bunga yang indah di taman, dan  kita tidak akan mungkin bisa berpijak diatas purmukaan bumi ini. Maka dari itu jangan pernah kamu lupakan tentang IBU dan janagan pernah kamu mengecewakan IBU, karena alam seakan bergetar dan dunia akan menangis ketika melihat hal itu terjadi.

            Oleh karena itu, Wahai teman-teman, ingatlah tidak pernah ada akhir jikalau tiada awal. Karena ibu merupakan awal penghidupan kita di dunia ini yang penuh dengan certita. Maka dari sekian banyak kata-kata dari tulisanku ini, aku mengambil kesimpulan bahwa IBU adalah “ PENUNJUK DUNIA KITA”.

#Coretantintapulpenpink


Saran Buat kita Semua
                 Jangan pernah menyianyiakan waktu ketika kita bersama ibu kita, Gunakanlah dengan sebaik-baiknya agar dapat membuat ibu kita bahagia


Selamat Hari Ibu Buat Kita Semua



                          

        

           

           

           

           

Sabtu, 06 Januari 2018

Makalah jumlah uang beredar



Tugas           : Makalah
Mata Kuliah : Ekonomi moneter I

Jumlah uang beredar


logo-unkhair.png
Oleh
                                        Nama  : FURKAN A. SANGAJI
                                                  Npm      : 02031611007

Program studi ekonomi pembangunan
Fakultas ekonomi dan bisnis
Universitas khairun
Ternate
2018






KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT tuhan yang maha esa yang telah memberikan kita limpahan rahmat dan karunianya sehingga kami dari kelompok dua dapat menyusun makala ini, tak lupa pula kita panjat salawat serta salam kepada nabi Allah Mahammad SAW serta para sahabatnya dan keluarganya yang telah memperjuangkan Islam.

Penulisan makalah ini guna untuk memenuhi tugas Mata Kulia Moneter di Fakultas Ekonomi Universitas Khairun. Penulisan Makalah ini juga dibuat guna meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap Sejarah uang, bagaimana peredaran uang di Indonesia, bangaimana penanggulangan  uang palsu, bangaimana dampak berlebihan peredaran uang dan Bagaimana penanggulangan uang tak layak edar. Untuk itu kami mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya serta berharap semoga Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, AmiinYaaRobbal ‘Alamiin













DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN................................................................................................... 1
1.1.Latar Belakang.................................................................................................................. 1
1.2.Rumusan Masalah............................................................................................................. 2
1.3.Tujuan............................................................................................................................... 2

BAB II. PEMBAHASAN..................................................................................................... 3
2.1.Pengertian Jumlah Uang Beredar (JUB)........................................................................... 3
2.2.Pengendalian Jumlah Uang Beredar (JUB)...................................................................... 3
2.3.Mekanisme Jumlah Uang Beredar (JUB).......................................................................... 4
2.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Uang Beredar.............................................. 6
2.5.Bebagai Kebijakan Pemerintah daam mempengaruhi Jumlah Uang Beredar (JUB)........ 7
2.6.Peredaran Jumlah Uang Dua Tahun Belakang.................................................................. 8

BAB III. PENUTUP............................................................................................................. 10
..... Kesimpulan....................................................................................................................... 10
..... Saran................................................................................................................................. 10
     Daftar Pustaka





BAB I
 PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Uang adalah alat untuk memenuhi kebutuhan manusia. Uang memiliki peranan strategis dalam perekonomian terutama karena fungsi utamanya sebagai media untuk bertransaksi, sehingga pada awalnya sering diartikan bahwa uang adalah sesuatu yang dapat diterima umum sebagai alat pembayaran. Namun sejalan dengan perkembangan perekonomian, fungsi uang yang semula hanya sebagai alat pembayaran berkembang menjadi alat satuan hitung dan sebagai alat penyimpan kekayaan.
Pada umumnya analisis ekonomi suatu negara ditentukan oleh analisis atas ukuran uang yang beredar. Samuelson mengatakan bahwa banyak ekonom percaya bahwa perubahan jumlah uang beredar dalam jangka panjang terutama akan menghasilkan tingkat harga, sedangkan dampaknya terhadapa output real, adalah sedikit atau bahkan tidak ada. Pentingnya peranan uang menyebabkan perlunya mempelajari perkembangan serta perilakunya dalam suatu perekonomian.  Jumlah uang beredar yang terlalu banyak dapat mendorong kenaikan harga barang-barang secara umum (inflasi). Sebaliknya, apabila jumlah uang beredar terlalu sedikit maka kegiatan ekonomi akan menjadi seret. Oleh karena itu, jumlah uang beredar perlu diatur agar sesuai kapasitas ekonomi.
Dari uraian diatas, maka penting untuk mempelajari factor-faktor yang mempengaruhi Jumlah uang beredarr dan Pengaruh Jumlah Uang Beredar terhadap Perekonomian.








1.2 Rumusan Masalah
Apakah pengertian dari Jumlah Uang Beredar (JUB) ?
2. Bagai Mana Pengendalian Jumlah Uang Beredar (JUB) ?
3. Bagai Mana Mekanisme Jumlah Uang Beredar (JUB) ?
4. Faktor-Faktor Apa yang Mempengaruhi Jumlah Uang Beredar (JUB) ?
5. Bagai mana Kebijakan Pemerintah dalam Mempengaruhi Jumlah Uang Beredar (JUB) ?

1.3. Tujuan
1.      Untuk Mengetahui Pengertian dari Jumlah Uang Beredar (JUB)
2.      Untuk Mengetahui Cara Pengendalian Jumlah Uang Beredar (JUB)
3.      Untuk Mengetahui Mekanisme Jumlah Uang Beredar (JUB)
4.      Untuk Mengetahui Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Uang Beredar (JUB)
5.      Untuk Mengetahui Kebijakan Pemerintah dalam Mempengaruhi Jumlah Uang Beredar (JUB)












                                                              
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Jumlah Uang Beredar (JUB)
Jumlah uang beredar (money supply) adalah jumlah uang yang beredar dalam sebuah perekonomian. Secara sempit uang beredar terdiri dari uang kartal dan deposito yang dapat digunakan sebagai alat tukar.
Jumlah uang beredar dalam artian sempit ini disebut dengan M1. Pengertian uang beredar secara luas dinamakan M2 dan M3 adalah M1 ditambah tabungan dan simpanan berjangka lain yang jangkanya lebih pendek termasuk rekening pasar uang dari pinjaman semalam antar bank (bank overweight). Sedangkan yang dimaksud dengan M3 adalah M2 ditambah komponen-komponen lainnya terutama sertifitikat deposito. Uang beredar dalam artian luas disebut juga dengan uang kuasi (quasy money).  Di dalam konteks perekonomian negara maju seperti USA, China, dll definisi jumlah uang yang beredar memiliki perbedaan dengan definisi dalam konteks perekonomian negara yang sedang berkembang seperti Indonesia. Namun setidak-tidaknya  ada dua definisi jumlah beredar yang banyak dipakai, baik di negara maju maupun Negara Sedang Berkembang.

2.2. Pengendalian Jumlah Uang Beredar (JUB)
 Pengendalian terhadap JUB, merupakan kebijakan yang sangat esensial berkaitan dengan perekonomian suatu negara. Pemerintah, dalam hal ini Bank Indonesia (BI) dan Departemen Keuangan, merupakan ‘aktor’ utama yang bertanggung jawab terhadap JUB di Indonesia. Namun demikian, kebijakan pemerintah dalam mengendalikan JUB ini tidak terlepas dari pelaku-pelaku lain dalam proses penciptaan uang beredar, yaitu: (Boediono, 1993, hal: 85)
a.       bank-bank umum (atau sektor perbankan), dan
b.      masyarakat umum
   
 Jumlah uang beredar, baik dalam arti sempit maupun dalam arti luas, senantiasa mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Ia bisa membesar (ekspansif) atau mengecil (kontraktif), hal ini tergantung dari kebutuhan perekonomian. Tujuan pengendalian uang beredar ini tidak lain adalah untuk tercapainya pertumbuhan ekonomi nasional yang sifatnya stabil dan tidak terlampau tinggi.  JUB yang terlalu besar, seperti pernah terjadi pada tahun 80-an, yaitu ketika pemerintah mengeluarkan kebijakan deregulasi perbankan 1983 dan ditambah dengan kebijakan deregulasi 1988 (Pakto 1988), dampaknya juga tidak baik terhadap perekonomian jangka panjang. Kebijakan uang longgar (easy money) ketika itu, telah mengakibatkan aktivitas konomi yang terlampau tinggi (overheated), yang cenderung mendorong laju inflasi. Untuk mengurangi JUB ketika itu, pemerintah mengeluarkan kebijakan yang dikenal dengan "gebrakan Sumarlin". Dalam rangka absorpsi rupiah tersebut oleh Bank Indonesia, pemerintah menaikkan tingkat suku bunga deposito sampai 24% per tahun. Dan hal ini memang terbukti ampuh dalam mengurangi JUB.

2.3.  Mekanisme Jumlah Uang Beredar (JUB)
  
1.  Bank Sentral
Menurut UU No.3 tahun 2004, Bank Sentral adalah lembaga Negara yang mempunyai wewenang untuk memgeluarkan alat pembayaran yang sah dari suatu Negara, merumuskan dan malaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, mengatur dan mengawasi perbankan serta menjalankan fungsi sebagai lender of the last resort. Bank Sentral yang dimaksud adalah Bank Indonesia. Bank Indonesia sdalah lembaga Negara yang independent dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan pemerintah atau pihak lain, yang tujuannya adalah untuk mencpai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
Tugas Bank Indonesia
1.      Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
2.      Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
3.      Mengatur dan mengawasi bank
2.      Bank Umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank umum mempunyai banyak kegiatan. Adapun kegiatan-kegiatan bank umum yang utama antara lain :
1.      Menghimpin dana dar masyarakat dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, dan tabungan
2.      Memberikan kredit
3.      Menerbitkan surat pengakuan  utang
4.      Memindahkan uang, baik untuk kepentingan nasabah maupun untuk kepentingan bank itu sendiri
5.      Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan atau dengan pihak ketiga
6.      Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga, dan
7.      Melakukan penempatan dana dari nasabah ke nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek.
3.      Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensiaonal atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan-kegiatan yang tidak boleh dilakukan oleh BPR, yaitu :
1.      Menerima simpanan berupa giro
2.      Mengikuti kliring
3.      Melakukan kegiatan valuta asing
4.      Melakukan kegiatan perasuransian
Adapun bentuk kegiatan yang boleh dilakukan oleh BPR, yaitu :
1.      Menghimpun dana dalam bentuk simpanan tabungan dan simpanan deposito
2.      Memberikan pinjaman kepada masyarakat
3.      Menyediakan pembiayaan dan  penempatan dana berdasarkan prinsip syariah
Dalam istilah moneter, uang dikenal dalam beberapa istilah yakni :
1.      Uang Kartal, biasanya disimbolkan dengan huruf C, yakni uang kertas dan logam yang dikeluarkan oleh bank sentral
2.      Uang Giral, biasanya disimbolkan dengan huruf D, adalah simpanan sector swasta domestic pada Bank Pencipta Uang Giral (BPUG) yang setiap saat dapat ditarik dan dapat ditukarkan dengan uang kartal sebesar nominalnya.
3.      Uang Kuasi, yang disimbolkan dengan huruf T, yakni simpanan milik swasta domestic pada BPUG yang dapat berfungsi sebagai uang, tapi untuk sementara waktu kehilangan fungsinya sebagai alat tukar menukar.
Yang termasuk uang ini adalah deposito berjangka rupiah dan valuta asing, simpanan lainnya dalam bentuk valuta asing.
Dalam sisi penawaran, yang mempengaruhi jumlah penawaran uang adalah
1.      Uang Primer, yang secara umum dapat dikendalika oleh bank sentral.
2.      Angka pengganda uang (money multiplier), yang dalam kurun waktu tertentuakan stabil dan dapat diperkirakan berdasarkan data empiris.
Dengan kedua kondisi seperti itu, maka jumlah uang yang beredar atau ditawarkan dapat diatur oleh bank sentral melalui pengaturan uang primernya.
Yang dimaksud dengan Uang Primer adalah :
1.    Uang Kartal (C)
2.    Simpanan giro milik swasta domestik
3.    Alat-alat likuid yang dimiliki BPUG, berupa kas BPUG dan simpanan giro BPUG pada bank sentral (R= reserve)
Uang Primer merupakan variable moneter yang cukup penting karena fungsinya sebagai indicator bagi kebijakan moneter terhadap perekonomian. Alasnnya adalah :
1.      Adanya teori moneter yang memasukkan uang primer sebagai salah satu mata rantai yang memiliki dampak bagi besarnya pendapatan, output produksi, dan harga
2.      Uang primer merupakan variable yang relative dapat dikendalikan oleh bank sentral.

2.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Uang Beredar (JUB)
Seperti telah disinggung sebelumnya bahwa dasar terciptanya uang beredar adalah karena adanya uang inti atau uang primer. Dengan demikian, besarnya uang beredar ini sangat dipengaruhi oleh besarnya uang inti yang tersedia. Sedangkan besarnya uang inti ini dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu: (Boediono, 1993, hal: 97)

1.   Keadaan neraca pembayaran (surplus atau defisit);
Apabila neraca pembayaran mengalami surplus, berarti ada devisa yang masuk ke dalam negara, hal ini berarti ada penambahan jumlah uang beredar. Demikian pula sebaliknya, jika neraca pembayaran mengalami defisit, berarti ada pengurangan terhadap devisa negara. Hal ini berari ada pengurangan terhadap jumlah uang beredar.
2.   Keadaan APBN (surplus atau defisit);
Apabila pemerintah mengalami defisit dalam APBN, maka pemerintah dapat mencetak uang baru. Hal ini berarti ada penambahan dalam jumlah uang beredar. Demikian sebaliknya, jika APBN negara mengalami surplus, maka sebagian uang beredar masuk ke dalam kas negara. Sehingga jumlah uang beredar semakin kecil.
3.   Perubahan kredit langsung Bank Indonesia;
Sebagai penguasa moneter, Bank Indonesia tidak saja dapat memberikan kredit kepada bank-bank umum, tetapi BI juga dapat memberikan kredit langsung kepada lembaga-lembaga pemerintah yang lain seperti Pertamina, dan badan usaha milik negara (BUMN) lainnya. Perubahan besarnya kredit langsung ini akan berpengaruh terhadap besar kecilnya jumlah uang beredar.
4.   Perubahan kredit likuiditas Bank Indonesia.
Sebagai banker’s bank, BI dapat memberikan kredit likuiditas kepada bank-bank umum. Sebagai contoh, ketika terjadi krisis ekonomi sejak tahun 1997 lalu, BI memberikan kredit likuiditas dalam rangka mengatasi krisis likuiditas bank-bank umum, yang jumlahnya mencapai ratusan trilyun rupiah. Hal ini berdampak pada melonjaknya jumlah uang beredar.
Di samping itu, adanya pinjaman luar negeri, kebijakan tarif pajak, juga dapat mempengaruhi besar kecilnya jumlah uang beredar.


2.5. Berbagai Kebijakan Pemerintah dalam Mempengaruhi Jumlah Uang Beredar (JUB)

Secara garis besar terdapat dua jenis kebijakan yang dilakukan pemerintah (Bank Indonesia dan Departemen Keuangan) dalam mengendalikan jumlah uang beredar, yaitu:
a.       kebijakan moneter; dan
b.      fiskal.

·         Kebijakan Moneter
    Kebijakan moneter merupakan kebijakan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia, yang dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.       Kebijakan moneter kuantitatif , yang meliputi:

a.       Poltik Pasar Terbuka
    BI mengendalikan jumlah uang beredar dengan cara jual beli surat-surat berharga. BI mempunyai instrumen yaitu Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Apabila jumlah uang beredar dalam masyarakat terlalu besar, maka BI dapat menjual SBI kepada masyarakat (bank-bank umum). Apabila bank umum membeli SBI artinya ada uang yang tersedot ke pemerintah (BI), yang berarti jumlah uang beredar berkurang.
b.      Politk Diskonto dan bunga pinjaman.
    BI dapat membeli surat-surat berharga bank-bank umum yang tingkat likuiditasnya tinggi, dengan tingkat diskonto yang telah ditetapkan oleh BI. BI juga bisa memberikan pinjaman kepada bank-bank umum, yang artinya terjadi penambahan jumlah uang beredar. BI dapat juga menaikkan bunga pinjaman kepada bank-bank umum, maka bank umum akan mengurangi jumlah pinjamannya dari bank Indonesia.
c.       Politik merubah cadangan minimal bank-bank umum pada BI
    Setiap bank umum wajib mempunyai cadangan di BI dan jumlahnya ditetapkan oleh BI. Istilahnya adalah reserve requirement. Apabila Bank Indonesia menaikkan tingkat cadangan minimal bank-bank umum, katakanlah dari 10% menjadi 15%, maka hal ini akan mengurangi jumlah uang beredar, karena semakin besarnya modal bank-bank umum yang harus disimpan di BI.
2.      Kebijakan moneter kualitatif, yang meliputi:
a.       Pengawasan pinjaman secara selektif
    Bank sentral mengawasi pinjaman dan investasi yang dilakukan oleh bank-bank umum, agar bank-bank umum selektif dalam memberikan kredit kepada debitur.
b.      Pembujukan moral
    Bank sentral mengadakan pertemuan langsung dengan pimpinan bank-bank umum untuk meminta langkah-langkah tertentu dalam rangka membantu kebijaksanaan-kebijaksanaan yang diambil oleh pemerintah. Melalui pembujukan moral ini, bak\nk sentral dapat meminta bank-bank umum untuk menambah atau mengurangi pinjaman di semua sektor atau hanya di sektor-sektor tertentu saja. Ataupun membuat perubahan-perubahan tingkat bunga yang mereka tetapkan.

·         Kebijakan Fiskal (Pajak)
Kebijakan ini juga dapat mempengaruhi jumlah uang beredar, yaitu melalui pajak. Apabila pemerintah, dalam hal ini Departemen Keuangan, memperluas objek pajak, berarti akan lebih banyak uang yang tersedot ke pemerintah. Dalam hal ini berarti jumlah uang beredar menjadi berkurang. Demikian pula misalnya ketika pemerintah menaikkan pajak kendaraan bermotor pada tahun 1999 sebesar kurang lebih 100%, hal ini berarti terjadi penyerapan (absorbsi) uang yang beredar.

2.6.Peredaran Jumlah Uang Dua Tahun Belakang

Uang Beredar (Miliar Rupiah), 2014-2015






Akhir Periode
Uang Kartal
Uang Giral
Jumlah (M1)
Uang Kuasi
Surat Berharga Selain Saham
Jumlah (M2)
2015














Januari
        391 256

        526 824

        918 079

     3 233 881

          22 866

     4 174 826


Februari
        387 889

        539 958

        927 848

     3 278 945

          11 331

     4 218 123


Maret
        382 005

        575 576

        957 580

     3 275 499

          13 282

     4 246 361


April
        395 687

        563 690

        959 376

     3 302 204

          14 131

     4 275 711


Mei
        406 499

        574 416

        980 915

     3 293 147

          14 307

     4 288 369


Juni
        409 713

        629 805

     1 039 518

     3 305 641

          13 643

     4 358 802


Juli
        431 460
r
        600 446

     1 031 906
r
     3 325 908
r
          15 394

     4 373 208
r

Agustus
        423 101

        603 222

     1 026 323

     3 362 148

          15 615

     4 404 085

2014














Januari
        380 074

        462 608

        842 682

     2 787 240

          22 223

     3 652 145


Februari
        367 651

        466 881

        834 532

     2 786 785

          21 492

     3 642 809


Maret
        377 433

        476 065

        853 497

     2 784 873

          21 928

     3 660 298


April
        372 334

        508 129

        880 463

     2 828 418

          21 220

     3 730 101


Mei
        380 472

        526 253

        906 725

     2 859 916

          22 417

     3 789 058


Juni
        381 644

        564 080

        945 724

     2 903 277

          16 758

     3 865 758


Juli
        452 769

        465 778

        918 546

     2 959 604

          17 684

     3 895 835


Agustus
        399 272

        496 557

        895 829

     2 982 414

          16 873

     3 895 116


September
        395 234

        553 939

        949 173

     3 044 547

          16 136

     4 009 857


Oktober
        396 114

        544 236

        940 349

     3 066 084

          17 719

     4 024 153


November
        405 706

        549 841

        955 547

     3 098 963

          21 785

     4 076 294


Desember
        419 185

        522 960

        942 145

     3 206 956

          21 630

     4 170 731






















BAB III
PENUTUP
3.1.  Kesimpulan

Jadi jumlah uang berdar jumlah uang beredar (money supply) adalah jumlah uang yang beredar dalam sebuah perekonomian. Secara sempit uang beredar terdiri dari uang kartal dan deposito yang dapat digunakan sebagai alat tukar. Kemudian jumlah uang beredar itu di mulai dari bank sentral dalam hai ini Bank Indonesia kemudian di sebarkan ke Bank umum dan Bank perkreditan rakyat (BPR) lalu kemudian di sebarkan ke masyarakat yang sesuai dengan mekanisme pengedaran jumlah uang. Dalam proses peredaran jumlah uang disinii membutukan peran penting dari pemerintah untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar agar tidak terjadi inflasi dan lain sebagainya.

3.2.  Saran
Pemerintah harus selalu mengawasi perputaran uang sehingga jumah uang yang berdar tidak berlebihan untuk mencega terjadinya inflasi, kemudin untuk Bank-Bank yang ada di Indonesia harus selalu menjalin komunikasi dengan pemerintah dalam hal ini memberikan informasi mengenai jumlah uang yang beredar saat ini.
                                                                                                                                                            









DAFTAR PUSTAKA

Khoiria, Siti. 2014. Jumlah Uang Beredar: http://stikhoir.blogspot.co.id/2014/05/jumlah-uang-beredar.html
Hidayat, Syamsul, Moh.2014.MekanismeJumlahUangBeredar:https://mohsyamsulhidayat. wordpress.com/tugas-semester-4/mekanisme-jumlah-uang-beredar/

April, Widian. 2013. Jumlah Uag Beredar: http://widi007.blogspot.co.id/2013/02/makalah-jumlah-uang-beredar.html